“Saatnya Perempuan Bicara Masalah Indonesia”
|
“Di zaman pembaharuan, banyak penyusupan. Tegarkan hatimu, tegarkan sikapmu, terhadap pengaruh asing yang bisa melanda kepribadian kita, dan yang tiada sejalan dengan budaya bangsa… Pantas untuk bangsa lain, belum tentu Indonesia. Baik buat bangsa lain, belum tentu Indonesia. Benar kata bangsa lain, belum tentu Indonesia. Selaraskanlah dengan Pancasila.”
~Pembaharuan, Rhoma Irama~
“Wanita sekarang dalam
perjuangan, menyaingi pria di segala bidang. Di rumah, di kantor, bahkan sampai
di jalan pemerintahan. Memang peranan wanita perlu di dalam pembangunan. Tapi
peranan wanita jangan sampai keterlaluan. Kalau
peranan wanita melanggar batasan fungsinya, ini bencana… Majulah wanita,
giatlah bekerja. Namun jangan lupa, tugasmu utama. Apapun dirimu, namun kau
adalah ibu rumah tangga. Wanita
laksana tiangnya negara, tanpa tiang coba Anda bayangkan. Kalau semua maju ke garis depan, tentunya lemah di garis belakang. Kalau wanita
juga sibuk bekerja, rumah tangga kehilangan ratunya. Kalau wanita juga sibuk
bekerja, anak-anak kehilangan pembina.
Bukan salah remaja, kalau mereka binal. Bukan salah mereka, kalau tidak
bermoral. Bukan hanya makanan, bukan hanya pakaian, yang lebih dibutuhkan cinta dan kasih sayang.”
~Emansipasi Wanita, Rhoma Irama~
”......pengajaran dan pendidikan anak
perempuan, bukan untuk menjadi saingan laki-laki. Tapi ....agar wanita
lebih cakap melakukan kewajibannya,
kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke tangannya yaitu menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.”
~Surat
Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902~
Perempuan, dari kata dasar empu, ngampu bhumi, merawat, mengasuh,
membimbing bumi, karena dari perempuanlah lahir kehidupan di bumi. Sudahkah
perempuan Indonesia menyadari dirinya sebagai pengampu bhumi?
No comments:
Post a Comment